Kasus Bigo Live Tersandung Pornografi
Kasus Bigo Live Tersandung Pornografi telah membuat petinggi dari Bigo Live Ramai ramai mendatangi kantor kementerian Komunikasi dan Informatika untuk bertemu langsung dengan Menteri Rudiantara.
Kasus Bigo Live Tersandung Pornografi |
Layanan Bigo Live di indonesia mulai terganggu karena di blokirnya situs tersebut. Pihak Bigo Live jelas tidak begitu senang karena dari awal di bukanya Bigo Live, Perusahaan tersebut telah mendapatkan sekitar 10 juta pelanggan di Indonesia.
Angka 10 juta itu bukanlah angka kecil yang dapat kami hilangkan begitu saja, Karena pengguna terbesar kami ada di Indonesia, Berkat member dari Indonesialah makanya Bigo Live bisa tambah besar dan lebih memberikan prioritas perusahaan kepada Masyarakat Indonesia yang menggunakan Bigo Live.
"Bigo diluncurkan sekitar awal bulan Juni atau Juli 2016, dan di bulan Oktober kami sudah punya 10 juta pengguna di Indonesia," ujar Valen Van Presdir Bigo Ltd Indonesia di Skye, Menara BCA, Grand Indonesia.
"Secara global 60 juta pengguna terbesar lainnya datang dari India, Thailand, Vietnam, China, Taiwan, dan beberapa di negara Amerika Serikat dan Eropa," paparnya lebih lanjut.
User yang mendaftar di wajibkan telah berusia 17 tahun ke atas dan itu menjadi peraturan dari perusahaan untuk menjaga kreadibilitas di Indonesia yang memang memiliki undang undang yang berlaku untuk sistim pornografi.
Dengan aplikasi ini penggguna bisa melakukan siaran langsung atau live streaming dari perangkat smartphone mereka layaknya presenter siaran TV. Yang membuat aplikasi menarik adalah adanya fitur gift.
Jadi, jika si pengguna yang sedang melangsungkan live dan banyak diberikan gift oleh penontonnya, maka bisa ditukar dengan uang tunai. Selain itu, tak hanya host resmi saja yang boleh siaran, siapapun ternyata dibolehkan.
Hal ini yang ternyata mengundang pengguna Bigo, khususnya kaum hawa yang tergiur untuk tampil sensual demi mendapatkan uang dari gift para pemirsa siarannya. Selain itu, kontak yang ada di biodata milik host, jelas sangat mengundang terjadinya transaksi di balik layar.
Kondisi ini yang membuat Menteri Rudiantara memutuskan untuk memblokir layanan Bigo sampai tak ada lagi konten berbau pornografi di layanan itu. Para petinggi Bigo pun mengakui, jika mereka tak cepat-cepat mengantisipasi krisis ini, bukan tak mungkin citra mereka akan kadung rusak dan sulit diperbaiki lagi.
0 komentar:
Posting Komentar